Selasa, 29 November 2016

.“Apakah tahun 2017 Mesias akan datang ?” tidak seorang pun yang tau..berjaga-jagalah

Apakah benar bahwa Rapture itu tidak ada seorangpun yang tahu, apakah itu berlaku untuk semua orang ? Ataukah Tuhan akan memberitahu kepada para Nabi-nabiNya akan kedatanganNya ? Apakah Tuhan hanya memberitahu kepada Rabi-rabi Israel tertentu atau juga kepada orang yang mau mencari tahu?
Nah, mari kita bahas secara perlahan tentang beberapa ayat di bawah ini…. Tentang Matius 13 : 13
Perhatikan kata demi kata begitu jelas mengenai begitu banyak orang yang memiliki mata tapi tidak melihat dan memiliki telinga tetapi tidak mengerti…
Menurut saya, ayat ini sangat dalam maknanya… dikarenakan bahwa banyak orang sudah begitu banyak melihat tanda-tanda tetapi mengabaikannya begitu saja….
Dan banyak sekali orang sudah mendengar tentang kedatanganNya yang sudah begitu sangat dekat, tetapi mereka tidak mengerti sama sekali.
Bagaimana dengan anda para pembaca ? Apakah anda sudah melihat dan mengerti ? atau belum melihat dan belum mengerti ?
Mari kita perhatikan dalam kitab Wahyu tertulis barangsiapa mendengar… artinya akan ada ‘SUARA’ dan kita harus bisa mendengar Nya !
Jika ada ‘Suara’ artinya Tuhan berbicara…. mungkin Tuhan berbicara kepada para Nabi-nabiNya  atau kepada para pendoa-pendoa syafaat di jaman sekarang atau kepada para pengajar yang mengajar atau kepada hamba-hamba Tuhan yang sedang berkotbah di mimbar, sambil secara terus-menerus memperingatkan “MEMPELAI DATANG… Songsonglah DIA…. MEMPELAI DATANG… Songsonglah DIA…. “
Ketika kita berbicara mengenai Perumpamaan ini, bukankah kita pasti langsung ingat mengenai Persediaan minyak kita ? dan pertanyaannya adalah apakah anda sudah punya persediaan Minyak ataukah anda baru mau beli minyak….???  Silahkan anda renungkan dan jawab sendiri…
Bagaimana kita tahu bahwa kita sudah memiliki persediaan minyak atau belum ? Semua ini terlihat dari kehidupan sehari-hari dimana orang Kristen yang memiliki persediaan minyak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
  • Orang yang memiliki jam-jam doa yang teratur.
  • Memiliki kerinduan baca alkitab setiap hari (tanpa harus di suruh-suruh ataupun dipaksa).
  • Orang yang suka hidup dalam hadirat Tuhan.
  • Orang yang memiliki gaya hidup suka menyembah dan memuji dengan tulus dan rendah hati.
  • Orang yang mempunyai rasa hormat dan takut akan Tuhan.
  • Orang yang melakukan kehendak Tuhan pada zamannya.

Oleh karena itu ada tertulis “berbahagialah mereka yang mendengar dan percaya walaupun belum melihat” Bagaimana dengan anda? apakah anda masih seperti Thomas ?
Baiklah….
Mari Kita bahas sebagian dari Bible code atau Torah Code di bawah ini… Torah Code yang saya bahas di bawah ini adalah dari Versi seorang Rabbi yang bernama Rabbi Matityahu Glazerson, Beliau adalah salah satu Rabi di Israel dan masih hidup sampai saat ini…. (anda cari di berjagajaga.wordpress.com mengenai Rabbi Matityahu)
Beliau terus menerus menyuarakan tentang kedatangan Mesias yang di tunggu oleh bangsa Israel selama ini.  Dengan Jelas beliau mengatakan tentang 5776 dan 5777 kemungkinan Mesias akan datang di tahun-tahun tersebut. Nah mari kita lihat seakurat apakah perhitungan beliau tentang Torah Code dan kedatangan Mesias ?
  1. Tahun 2014 beliau pernah mengatakan bahwa Tertulis di Torah Code bahwa Benjamin Netanyahu terpilih menjadi Perdana Menteri Israel dan ternyata tepat, sampai sekarang Benjamin Netanyahu sudah terpilih dan menjadi Perdana Menteri.
image8
2. Tentang Serangan 911 juga sudah ketahui jauh sebelum kejadian dan semua sangatlah tepat bahkan angka kematian pun tidak terlalu jauh selisih perhitungannya.
 image25
3. Rabi Glazerson mengatakan bahwa yang akan terpilih menjadi Presiden US thn 5777 (atau 2017) adalah Donald Trump… dan ternyata ini juga sangatlah akurat….
image20
3. Ini yang sangat unik dari beliau dimana dimuat dalam Torah Code Hillary Clinton mengalami sakit infeksi paru-paru dan pada saat debat President tahun 5776 atau 2016 kemarin
 image12
dan ternyata….dari gambar ini Hillary Clinton sedang mengalami sakit batuk atau paru-paru yang lumayan akut dan minum obat untuk pernafasan pada saat debat presiden dan tahun 2016 atau 5776 (Beliau pernah pingsan setelah debat presiden bahkan pernah sekali membatalkan salah satu acara kampanye pada waktu itu dikarenakan alasan kesehatan)
image13
image14
4. Rabi Glazerson tidak hanya berhenti sampai disini saja….beliau menemukan didalam Torah Code bahwa Yayasan Hillary Clinton tersangkut korupsi
image11
image10
Dari beberapa data-data di atas yang di nyatakan oleh Rabbi Glazerson ini sangat akurat. Terus bagaimana mengenai Kedatangan Mesias?
Kira-kira apa yang tersingkap dalam Torah Code menurut Rabi ini? Mari kita lihat gambar di bawah ini…
 image22
Beliau mengatakan menurut Torah Code Mesias akan datang sekitar 5776 atau 2016, tetapi yang jadi masalah bukankah sekarang sudah tahun 5777 ?
Apakah berarti perhitungan dari Torah code meleset ?

Ternyata setelah di telusuri lebih dalam, Beliau mengatakan bahwa tahun 5776 adalah Tahun Sabat. Artinya tahun dimana orang Israel harus berdiam diri selama tahun tersebut. Jadi Tidaklah mungkin bahwa Mesias datang di tahun Sabat, karena sudah pasti di tolak oleh orang Israel. Sebab Orang Israel memiliki prinsip tentang Hari Sabat atau Tahun Sabat.
Lalu bagaimana dengan kedatangan Mesias ?
Beliau mengatakan bahwa tahun 5776 adalah tahun persiapan kedatangan Mesias, jadi kapan Mesias datang ? Beliau berkata setahun setelah Tahun Sabat, Lalu kira-kira kapan ? tahun 5777 tahun  2017….
Nah apakah beliau tahu hari dan jamnya ? ternyata beliau cuman mengatakan tahun… tidak mengatakan persis kapan kedatangan “Mesias” yang mereka tunggu-tunggu itu.
Wow…. apakah Mesias akan datang tahun 5777 ?
Mari kita sama-sama berjaga-jaga dan menunggu kebenarannya…

Maka dari itu saya sudah menuliskan di atas mengenai persiapan kita sebagai Mempelai… bukan soal tahun berapa Dia akan datang…tetapi apakah kita siap kapan saja ketika Tuhan Yesus datang dan menjemput kita di awan-awan?
Wahyu 2-3 Barang Siapa menang dan barang siapa bertelinga hendaklah ia mendengar….
Berjaga-jagalah sebab engkau tidak tahu kapan Tuanmu datang.
Tuhan Yesus memberkati kita semua…
Berjaga-jagalah dan jangan lengah !

Selasa, 22 November 2016

Renungan:Pengharapan di Tengah-Tengah Pergumulan Hidup



Di jaman akhir saat ini, kebutuhan hidup manusia semakin meningkat. Banyak cara yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satunya adalah merampok. Hal ini tidak bisa dibendung lagi, karena manusia melakukannya mengatasnamakan kebutuhan. Sebagai orang percaya,pergumulan yang dihadapi tentu tidaklah mudah, karena pergumulan orang percaya, bukan hanya soal kebutuhan hidup saja, melainkan bagaimana orang percaya menjadi bagian dari bangsa Indonesia.
Dalam Yohanes 3:16, dikatakan karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, maka Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal agar setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup kekal. Kalau Allah saja, bisa mengorbankan AnakNya bagi setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus, maka Allah pun sanggup menolong setiap anak-Nya yang dalam kesulitan. Caranya adalah dengan Allah menaruh pengharapan di dalam diri setiap anak-anak-Nya. Mengapa Allah melakukan hal ini? Karena Allah mengasihi umat-Nya, terlebih lagi manusia yang Ia ciptakan.
[block:views=similarterms-block_1]
Allah rela dari kaya menjadi miskin, agar supaya setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus, yang tadinya miskin menjadi kaya dalam "ANUGERAH ALLAH. "
Pengharapan adalah salah satu anugerah Allah. Dalam pergumulan hidup umat percaya ada anugerah pengharapan. Jangan mengeluh, bersungut-sungut ataupun mulai tidak percaya kepada Allah, disaat Allah belum lagi menjawab Doa kita, melainkan tetap berharap, bahwa Allah punya rencana yang terbaik dalam hidup umat percaya di tengah-tengah pergumulan hidup. Rencana Allah tidak dapat terselami, maka itu sebagai umat percaya, tetap berharap dan percaya kepada Allah, bahwa setiap orang yang berharap kepada Allah tidak akan dikecewakan-Nya. Di dalam pengharapan umat percaya terdapat makna yang luas. Makna pengharapan itu adalah:
    1. Allah tidak pernah berubah.
Allah yang menciptakan umat Tuhan, dan yang menolong umat Tuhan adalah Allah yang tidak berubah, baik pertolongan maupun kasih-Nya, yang tidak dapat memisahkan umat Tuhan dengan Tuhan.
    1. Janji Allah tidak pernah berubah.
Allah adalah Allah yang berjanji dan melaksanakan janji-Nya. Contoh:Abraham, akan mendapat anak janji Allah kepada Abraham. Usia tua Araham akan mendapat anak? tidak mungkin. Kalau diterima dengan akal tidak mungkin itu terjadi, tetapi kenyataannya adalah di usia tua pun Allah menggenapi janji-Nya, yaitu Abraham dan Sara mendapat seorang anak,yang bernama Ishak. Jadi, Allah tidak mungkin mengingkari janji-Nya. Bila Ia yang membuka pintu maka tidak ada yang dapat menutupnya. Janji Allah melalui Firman-Nya adalah kekal bagi umat-Nya.
Tetap berharap dan percayalah kepada Tuhan setiap saat, jangan bimbang, ragu, ataupun tidak percaya kepada-Nya.

Kamis, 17 November 2016

Renungan:Kuat saat di tengah badai


“Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.
Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: “Tuhan, tolonglah, kita binasa.”
*courtesy of PelitaHidup.com
Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.” Matius 8:24-26
Peristiwa ini terjadi ketika Yesus bersama murid-muridNya sedang ada di dalam perahu mengarungi danau. Angin ribut datang melanda danau tersebut. Dalam Markus 4:37 disebut dengan angin taufan yang sangat dahsyat.
Angin taufan seperti ini bertiup sangat kencang sekali, ke segala penjuru, atas dan bawah, hingga bisa memporak-porandakan rumah-rumah. Bisa dibayangkan gelombang seperti apa yang dapat ditimbulkan pada saat angin jenis ini melanda sebuah danau. Tidak akan ada orang yang berani untuk melintasi danau tersebut dengan sebuah perahu.


Pada saat kejadian itu, para murid sangat ketakutan. Hal ini sangat manusiawi karena perahu mereka diombang-ambingkan oleh gelombang besar dan ditiup oleh angin yang sangat dahsyat.
Ketika mereka merasa bahwa mereka memerlukan pertolongan, mereka mendapati bahwa Yesus dengan tenangnya dapat tidur di dalam kondisi seperti itu. Lalu mereka-pun membangunkan Yesus agar memperoleh pertolongan dariNya.
*courtesy of PelitaHidup.com
Hal ini layaknya kehidupan kita yang tidak lepas dari gelombang badai yang berupa masalah yang dapat datang dengan tiba-tiba. Kita dapat diombang-ambingkan oleh masalah yang kita alami. Kita bisa menjadi sangat ketakutan. Bahkan tidak sedikit dari kita yang datang mencari pertolongan pada Tuhan ketika masalah tersebut datang menimpa kita dengan kerasnya.

Rabu, 16 November 2016

Renungan: Benteng perlindungan

BENTENG PERLINDUNGAN
Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah,
kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan
dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.
Roma 6:22
Ada cerita fabel mengenai seekor kambing yang dikejar oleh pemburu.  Mulanya, pemburu tidak dapat menemukan kambing itu karena bersembunyi di antara ranting-ranting pohon Anggur.
Karena merasa aman, kambing keluar dari persembunyiannya dan mulai makan daun-daun pohon anggur itu.  Pada saat itulah, pemburu mendengar gemerisik daun dan melihat bagian badan kambing.  Kambing ini dibidik dengan sebuah panah dan mati.  Fabel ini coba menjelaskan bagaimana orang yang meninggalkan perlindungannya akan merusak dirinya sendiri.
Menjadi orang Kristen dan tinggal di dalam Kristus adalah sama dengan seorang prajurit tinggal di benteng yang sangat kuat.  Ia dapat mengerjakan tugasnya dengan lebih efektif dan dan efisien.
Demikian halnya orang Kristen menghadapi segala permasalahan hidup.  Di mana-mana dosa mengintip dan memperbudak manusia.  Sisi ekstrim dosa: membuat orang kecanduan narkoba; kecanduan film porno hingga tindak kejahatan yang di luar pikiran sehat.  Belum lagi perkataan dan pikiran kotor hingga berbagai permasalahan yang menyebabkan manusia menjadi rusak.
Sengat dosa inilah yang dibereskan oleh Yesus Kristus dengan datang ke dalam dunia; disalibkan; mati; dan bangkit mengalahkan maut.  Setiap orang yang mau menerima Yesus dan karya-Nya dalam iman, akan diselamatkan.  Orang yang sudah diselamatkan disebut manusia baru.
Manusia baru inilah yang mampu hidup bebas dari belenggu dosa.  Jikalau manusia baru mau mentaati Kristus, ia akan hidup menurut pimpinan Roh.  Jikalau ia menuruti keinginan daging, maka ia akan menderita dalam dosa kembali.
Itulah sebabnya, Paulus mengingatkan setiap orang Kristen agar mati dan bangkit bersama Kristus.  Mati bersama Kristus artinya, mati terhadap dosa dan hidup lama.  Bangkit bersama Kristus artinya, mengenakan manusia baru dan mentaati Kristus.  Di sinilah hidup Kristen baru efektif, hanya ketika ia berpaut sepenuhnya kepada Kristus. 
Seperti ranting yang menjadi perlindungan bagi kambing dalam cerita di atas, demikian pula manusia membutuhkan benteng perlindungan dengan tetap tinggal sepenuhnya dalam Kristus.  Bagaimana dengan hidup kita?  Adakah saat ini kita tergoda untuk menikmati “jajan” duniawi? 
Meninggalkan waktu untuk saat teduh (baca Alkitab, merenungkan dan mengevaluasi hidup), mengesampingkan apa yang kita tahu itu tidak boleh, tetapi kita terus saja melakukan, memilih cari dukun atau gwamia atau iseng-iseng lihat horoskop/ramalan bintang di Facebook adalah tindakan sederhana meninggalkan benteng perlindungan diri.
Mengesampingkan atau bahkan meninggalkan benteng perlindungan adalah tindakan nekat merusak diri.  Jikalau kita perduli dengan diri kita yang adalah bait Allah, mari kita cepat-cepat kembali kepada Yesus benteng hidup kita.  Amin.

Selasa, 15 November 2016

Renungan: Kasih yang Memerdekakan

Bila anda memiliki kebun bunga di halaman rumah anda dan terlihat sedang bermekaran, nampak indah bukan? Keindahan bunga tersebut memberi kesegaran bagi mata anda, dan anda bisa tersenyum ketika melihatnya. Satu poin kita dapatkan untuk manfaat bunga itu.
Bukan hanya itu, lebah-lebah dan kupu-kupu mulai datang untuk menghisap madu dari bunga itu. Pernahkah kita melihat, bunga-bunga itu melawan atau menolak ketika serangga itu datang dan mengambil madu mereka? Tidak penah bukan! Serangga-serangga yang hinggap itu memperoleh keuntungan makanan dari bunga itu dan menjadi kenyang. Tetapi apakah kita menyadari bahwa ada dampak buruk bagi bunga itu bila madunya diambil dari mereka? Tentu saja, bunga itu akan segera menjadi layu dan kering.
Tetapi apakah ini adalah akhir dari kisah tragis bunga-bunga itu? O… tentu tidak..! di saat bunga-bunga itu mulai mengering, di saat itu juga diciptakannya sebuah kehidupan baru yaitu bakal benih/biji yang jumlahnya tak terhitung dari bunga tersebut . Bila benih-benih itu kering dan jatuh ketanah, maka akan tumbuh bunga-bunga yang sama dalam jumlah yang lebih banyak dari sebelumnya.
Contoh yang lain; tentu kita tahu bahwa “air” adalah sumber kehidupan bukan? Semua mahluk hidup yang ada di dunia ini sangat bergantung kepada air. Tumbuh-tumbuhan, hewan, bahkan manusia pun sangat memerlukan air. Air diciptakan untuk memberi kehidupan bagi dunia ini. Tetapi apakah air menjadi marah bila ia menjadi tercemar oleh karena limbah-limbah pabrik dan rumah tangga. Membuat ia menjadi berwarna dan berbau busuk, tidak lagi di anggap berharga karena membawa banyak penyakit? Hal itu ia lakukan supaya manusia menjadi bersih dan tetap sehat bukan? Allah tidak membiarkan air itu hancur dan rusak. Diciptakannya batu-batuan untuk menyaring dan memurnikannya. Diciptakannya matahari untuk memurnikan air menjadi uap. Jika hujan datang, air itu membasahi semua yang diam di bumi. Menjadi murni kembali bukan?
Pernahkah kita melihat bahwa matahari menjadi egois dan tidak memancarkan sinarnya supaya dapat menumbuhkan kehidupan di bumi? Pernahkah air berhenti mengalir dan tidak mau memberi hujan? Pernahkah bunga mengeluh merasa dirugikan karena madunya memberi kehidupan bagi para serangga? Pada akhirnya kita menyadari bahwa mereka tidak pernah berhenti untuk memberikan kehidupan bagi mahluk hidup/ciptaan yang lain. Mereka saling melayani dan memberi kehidupan kepada yang lainnya, termasuk kita sebagai manusia, turut merasakan dari buah pelayanan mereka. Akan tetapi menjadi pertanyaan besar bagi kita sekarang, apakah kita ingat untuk apa kita diciptakan?
Prinsip pelayanan yang sesunggunya adalah “memberi,” dengan suatu dorong yang kuat atau hasrat untuk “rela berkorban bagi yang lainnya.” Jika kita melihat semua ciptaan yang ada disekitar kita, mereka menerapkan satu prinsip yang sama. Pemicu hasrat keinginan untuk memberi inilah yang kita sebut dengan “kasih.” Kasih itu rindu untuk memberi yang terbaik. Kasih itu tidak pernah mementingkan diri, kasih inilah yang tercermin dari Allah Sang Pencipta dunia ini.
1.    Sumber Kasih
Allah itu kasih adanya. Apa pun Allah itu, dan apa pun yang telah dilakukan-Nya, yang masih sedang dilakukan dan akan dilakukan-Nya, adalah pernyataan dari kasih-Nya. Kasih ini, kasih yang memberikan kehidupan, penghiburan, dan sulit untuk diuraikan. Kasih Allah itu jauh lebih besar dari apa yang biasa dikenal oleh manusia sebagai cinta atau kasih. Yang kadangkala sekedar merupakan perasaan yang dangkal atau cumbuan sementara, yang seringkali dicampur dengan kepentingan diri sendiri dan keserakahan. Allah tidak saja mencintai atau menunjukan kasih, Dia adalah kasih itu sendiri.
“Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.”
1 Yohanes 4:16
Kita perlu makan dan minum agar dapat tetap hidup. Tanpa cairan untuk di minum atau makanan untuk dimakan, hidup kita akan segera berakhir. Tetapi agar kita tetap hidup dalam pengertian yang sebenarnya dari kata itu, kita juga “memerlukan kasih.” Ada sesuatu yang tertanam di dalam diri kita yang membutuhkan penerimaan akan kasih. Kita membutuhkan kasih dari orang tua, saudara, dan teman-teman kita. Kita butuh untuk menjadi bagian dari masyarakat yang mengasihi. Namun sama seperti kita butuh menerima kasih, demikian jugalah kita butuh untuk “memberikan kasih.” Kita ini bukanlah manusia yang sesungguhnya jikalau kita tidak dapat mengasihi. Tetapi mari diperjelas: “Kasih yang sejati bukanlah dimulaikan dari diri kita, kapasitas untuk mengasihi diciptakan di dalam diri kita oleh Pencipta kita.”
“Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!”
Yesaya 30:18
Sekitar lima abad sebelum kelahiran Kristus, seorang ahli filsafat Yunani, Sophocles berkata: “Satu kata saja akan membebaskan kita semua dari seluruh tekanan dan kesakitan di dalam kehidupan. Kata itu adalah kasih.” Benar sekali kata-kata ini, namun orang bijaksana dari Yunani ini tetap masih belum mengetahui tentang dalamnya kasih yang harus dikabarkan dan dinyatakan oleh Penebus kita Yesus Kristus
2.    Pemberian Terbesar bagi Duni
Mengapa Yesus Kristus datang kedunia? Mengapa Dia harus menderita, dan apakah perlu bagi-Nya untuk mati di atas kayu salib? Dan mengapa Dia mau datang kembali dan mengembalikan dunia ini kepada keadaannya yang semula yang tanpa cacat? Apakah tidak ada cara yang lain? Dan kalau memang tidak ada, mengapa perlu waktu sedemikian lamanya sebelum masalah dosa diselesaikan sepenuhnya? Pikiran kita tidak sanggup untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam ini. Di dalam kebijaksanaan-Nya yang tidak terbatas.  Allah “merencanakan” suatu rencana untuk menghadapi bahaya dosa dengan cara yang terbaik yang memungkinkan.
Allah adalah suci, Dia tidak dapat mengabaikan pemberontakan melawan hukum-Nya yang sempurna; di sisi yang lain, sebagai Allah yang penuh kasih, Dia tidak dapat mengundurkan diri dan membiarkan ciptaan-Nya binasa tanpa melakukan apa-apa untuk menyelamatkan mereka. Inilah alasan mengapa Yesus Kristus, Pencita itu sendiri,  harus datang menjadi sama dengan manusia. Ia turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, dan rela menanggung penderitaan yang harusnya kita tanggung, mati untuk membayar dosa dunia supaya yang percaya kepada-Nya dapat diselamatkan.
“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”
Yohanes 15:13
“Kesucian Allah adalah kemurnian-Nya yang Maha Agung, yang tidak akan dapat mengizinkan kejahatan moral. Kasih Allah itu adalah pernyataan keramahan-Nya, kelembutan hati-Nya merangkul orang-orang yang berdosa. Kesucian Allah adalah perpisahan-Nya dari yang najis dan cela. Kasih Allah adalah kerelaan-Nya untuk berhubungan dengan orang-orang yang berdosa, najis, agar dapat menolong mereka…Namun kemurkaan Allah adalah untuk sementara waktu saja, padahal kasih-Nya adalah untuk kekekalan.” –Donal G. Bloesch, God the Almighty: Power, Wisdom, Holiness, Love (Downers Grove, III.: InterVarsity Press, 1995), hlm. 140-143.
3.    Menemukan Kasih
“Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.
Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.”
Roma 5:6-8
Kasih Allah selalu mendahului kasih kita. Apa pun yang kita katakan tentang kasih, hal ini sangat penting. “Kasih ini bukanlah suatu dorongan hati, tetapi suatu ‘prinsip Ilahi,’ suatu kuasa yang tetap. Hati yang tidak berserah tidak dapat memulai atau menghasilkannya. Hanya di dalam hati, dimana Yesus memerintah hal itu akan ditemukan. Kita mengasihi, Karena Dia terlebih dahulu mengasihi kita. Dalam hati yang dibaharui oleh anugrah Ilahi, kasih adalah prinsip perbuatan yang memerintah.” –Ellen G.White, Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 465.
Penulis berkebangsaan inggris yang terkenal , C.S. Lewis, menggunakan kata “Kasih Pemberian” dan “Kasih Kebutuhan” untuk membedakan antara kasih Allah dengan bentuknya kasih manusia. Sementara Allah menghendaki kasih kita lebih dari segala sesuatunya, Dia tidak membutuhkan kasih kita dengan cara yang sama memandang dengan mana kita membutuhkan kasih dari pada-Nya dan dari sesama manusia. “Kita harus memulai dari pada permulaan yang sesungguhnya, dengan kasih sebagai kekuatan Ilahi. Kasih mula-mula ini adalah Kasih Pemberian. Di dalam Allah tidak ada rasa lapar yang harus dipenuhi, hanyalah kelimpahan yang ingin untuk memberi.” –C.S. Lewis, The Four Loves (London: HarperCollins, 1998), hlm. 121.
Kasih kemanusiaan kita perlu diubahkan oleh kasih Ilahi, agar sementara kita terus merindukan kasih dari orang lain, kita juga akan mampu memberikan kasih dengan cara yang benar-benar sama seperti Kristus.
Realitas yang tragis dari dunia ini adalah mencintai diri sendiri, ambisi buta, kebencian, persaingan, korupsi dan pertentangan. Selama penduduk dunia ini membiarkan diri mereka sendiri, secara sadar atau tidak sadar, dituntun oleh prinsip-prinsip dari pangeran kegelapan, kasih tidak akan memiliki kesempatan untuk bertumbuh.
Bila mana Kristus bertahta dalam hidup kita, maka prinsip-prinsip kasih akan menguasai kehidupan kita. Apa pun kelemahan kita, kita akan tetap tegar bertumbuh di dalam kasih kepada Allah dan kepada sesama manusia.
4.    Kasih Yang Diwujudkan
“Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.”
1 Yohanes 4:10-11
Yesus adalah teladan kasih kita yang paling tinggi. Kalau kita bertanya seperti apakah kasih kita seharusnya, kita hanya perlu melihat kepada Penebus kita. Di dalam Dia kita dapat melihat teladan yang sempurna. Mengasihi orang yang mengasihi kita itu sesuatu yang biasa, dan semua orang bisa melakukannya, tetapi bagaimana mungkin kita bisa mengasihi orang telah berbuat jahat kepada kita? Para pemimpin rohani begitu dengki terhadap keberhasilan-Nya, sehingga mereka bertekat untuk menyingkirkan Dia bahkan bersepakat untuk membunuh Dia. Mengapa Dia harus mengasihi orang-orang seperti ini?
Keluarga-Nya sendiri seringkali tidak mendukung Dia. Murid-murid-Nya seringkali bertengkar satu sama lain bahkan tidak hadir disaat Yesus sangat membutuhkan mereka. Mereka tidak pernah mengerti jalan yang harus Dia lewati. Bagaimana mungkin Dia dapat mengasihi mereka pada saat-saat seperti itu ketika mereka sendiri sama sekali tidak memperdulikan-Nya? Tetapi Kasihnya yang besar itu di nyatakan diatas kayu salib. Ia berdoa meminta keampunan bagi mereka yang menganiaya Dia. Dan menebus kita dari hukuman dosa.
Bukan tanpa alasan Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi musuh-musuh kita, atau orang-orang yang pernah menyakiti kita. Kesanggupan-Nya untuk mengampuni orang-orang yang telah menyalibkan Dia, telah memberikan kemerdekaan dari Maut. Maut tidak dapat berkuasa atas-Nya, karena Yesus tidak berdosa dan tidak bercacat, tidak ada “benih kebencian” di dalam diri-Nya. Kasih-Nya telah terbukti.
Pengharapan ini adalah sebuah janji, bilamana kita mengasihi orang lain bahkan musuh kita, Yesus akan memerdekakan kita dari benih-benih kebencian, kepahitan, kemarahan, yang merusak jiwa dan fisik setiap orang. Benih-benih kebencian telah menyebabkan begitu banyak penderitaan dan penyakit kronis, serta pembunuh yang paling mematikan dari dalam diri manusia. Yesus rindu membalut luka-luka jiwa kita, dan menyembuhkan kita.
Sifat dasar manusia yang jatuh dalam dosa adalah mementingkan diri, tidak ada sedikitpun yang benar di dalam diri kita, kita membutuhkan Yesus sebagai sumber dan teladan kasih itu. Bilamana Kristus bertahta dalam hati kita, sekalipun banyak sekali terdapat potongan-potongan hati yang hancur, Kristus mampu untuk merangkainya kembali sehingga kita memiliki hati yang utuh untuk dapat mengasihi orang lain.
Kasih bukan hanya sekedar ucapan, tetapi kasih dapat kita rasakan bilamana kita belajar untuk berbuat sesuatu kepada orang lain. Merawat orang-orang sakit di sekitar kita, memberi makan kepada orang yang kelaparan, memberikan baju kepada mereka yang telanjang, memberikan tumpangan bagi mereka yang membutuhkan perlindungan, bahkan mengampuni orang yang pernah menyakiti kita. Kasih itu ada dan tidak akan pernah musnah, karena kasih itu adalah kekal. Kasih Yesus mampu mengubah sifat dasar alamiah kita, dari mementingkan diri menjadi suka untuk memberi. 
Tidak cukub bagi kita hanya menyandang status hanya sebagai Kristen, tetapi kita tidak pernah belajar untuk menghidupkan kasih-Nya. Tidak ada buah yang bisa kita hasilkan. Kita perlu belajar untuk memahami apa itu “pengorbanan.” Kristus lebih dahulu mengasihi kita, berkorban bagi kita, maka kita harus belajar untuk mengasihi dan berkorban bagi orang lain.
“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”
Yohanes 15:4-5

Senin, 14 November 2016

Kesaksian Dan Kisah Nyata Nur Laila Seorang Muslimah Malaysia Masuk Kristen

Luar Biasa Kuasa Tuhan Yesus...! Kesaksian Dan Kisah Nyata Nur Laila Seorang Muslimah Malaysia Masuk Kristen

Siapakah Tuhan Allah Yang Sebenarnya
Kesaksian Dan Kisah Nyata Nur Laila Seorang Muslimah Malaysia Masuk Kristen : “Saya Menerima Sayidina Isa Al-Masih (Yesus Kristus) Sebagai Penebus Dosa Saya Dan Juga Sebagai Rabbi Dan Tuhan Saya Sendiri ! “
Nama saya Nur Laila. Saya adalah seorang Muslimah yang telah mengikut dan mentaati segala-gala yang telah diajari oleh ibu-bapa saya, terutamanya dalam hal-hal iman dan keislaman. Tetapi walaupun begitu, semakin saya lebih membesar, hati dan jiwa saya masih kekosongan sahaja walaupun saya telah mencari jawapan soalan-soalan kehidupan dari agama Islam serta ajaran-ajarannya.
Pada satu hari, saya telah terjumpa dengan jawapan serta penyelesaian kepada segala keruncingan dan keresahan rohani di dalam jiwa dan hati saya. Sejak waktu itu, saya telah dapat mengenal-Nya lebih mendalam lagi, hari demi hari.
Saya dilahirkan dalam keluarga Islam. Ibu dan bapa saya adalah pengikut Islam yang cukup warak dan bertakwa. Datuk saya telah mengajar saya mengaji al-Quran sejak saya berumur empat tahun sampai saya mencecah tujuh tahun. Sebagai seorang Muslimah yang bertaqwa, saya menunaikan ibadat solat saya lima kali sehari dan telaah pengajian Islam dari jam 6 petang sampai 8.30 malam setiap hari Sabtu ke Khamis.
Sesudah selesainya pembelajaran di sekolah menengah, pendidikan saya dilanjutkan lagi di institut pengajian tinggi (IPT) di mana saya telah belajar pendidikan biasa dan juga pendidikan Islam.
Saya telah mempelajari begitu banyak tentang agama Islam, serta mendalami ilmu-ilmunya dengan cukup mantap, walau pun begitu, Islam tidak mampu menenangkan jiwa saya atau menghasilkan kehidupan yang bermakna atau pun menjadi panduan hidup bagi saya secara serius. Keadaan dalam hati dan jiwa saya masih lagi kosong dan gelisah sahaja dan saya tidak pernah menikmati apa yang difahami sebagai kasih-sayang Tuhan Allah agama Islam itu!
Setelah mendalami telahaan dan pengajian agama Islam, saya dapati bahawa seolah-olah kasih-sayang Allah itu bukanlah kasih sayang Tuhan yang sebenar atau kesayangan yang sesungguhnya. Lebih-lebih lagi, kasih sayang Allah agama Islam adalah amat terbatas dan bersyarat sekali; saya terpaksa melakukan segala macam hal dan peraturan supaya saya melayakkan diri untuk dapat mengalami kasih-sayang-Nya, yaitu ‘irrahman dan arrahim-Nya’! Saya tidak menimbulkan soalan-soalan seperti ini kepada orangtua saya kerana mereka menganggapi pertanyaan seperti itu adalah ‘dosa besar’!
Pada suatu hari, sesudah saya menunaikan ibadah sholat saya kepada Allah, saya telah menangis dan rasa haru menyelubungi saya oleh kerana saya tidak dapat mengenal atau merasa apakah itu kasih dan sayang Allah swt itu! Tidak lama kemudian, saya telah membuka radio saya dan kebetulan sekali, tepat pada saat itu merupakan siaran stesyen radio Kristian. Seorang wanita Kristian sedang membaca daripada Kitab Suci Injil, Matius fasal 11 ayat 28, yang berbunyi :
‘Sayidina Isa berkata: “Marilah kepada-Ku, hai kamu semua yang letih lesu  dan menanggung beban berat, Aku akan memberikan kelegaan bagimu.“‘
Saya telah berfikir pada diri saya : “Siapakah Sayidina Isa ini, yang mampu dan sanggup menganugerahkan kelegaan kepada umat manusia yang berbeban berat? Saya masih ingat mengatakan kepadaNya, “Kalau Engkau sesungguhnya Ilahi, dan Sayidina Isa yang sebenarnya telah menyatakan seperti itu, tolonglah, biarlah saya mengenal Engkau!“  

Pada Tahun Pertama saya di Universiti, saya dijemput ke satu keramaian oleh teman-teman saya. Kebanyakan mereka di situ adalah orang beragama Kristian. Saya telah mendengar cerita tentang Sayidina Isa Al-Masih sekali lagi. Satu ungkapan yang cukup unik telah menarik perhatian saya, yakni: “Sayidina Isa mengasihi anda.” Saya teringat pada masa yang lalu, di mana pencarian saya bagi kebenaran kasih-sayang Allah swt adalah hampa sahaja. Jadi pada saat itu, saya teringin untuk kenali siapakah Sayidina Isa itu sebenarnya kerana jika Dia sesungguhnya mengasihi saya, saya akan menjadi pengikutNya yang setia! Oleh sebab itulah, saya telah berkata kepada Sayidina Isa : “Sayidina Isa Al-Masih, jika sesungguhnya Engkau Ilahi, dan mengasihi saya, izinkanlah saya mengenal Engkau!Dua malam kemudian, sambil tidur saya telah bermimpi. Mimpi saya itu tampakkan satu cahaya yang sangat indah di depan pintu rumah saya! Saya ingin menjamah cahaya itu, tetapi kaki saya tersangkut kepada lantai pula! Pada waktu yang sama, terdengar suara ibu saya :”Jangan mendekati cahaya itu.” Saya telah terjaga dengan tiba-tiba dalam keadaan berpeluh. Saya kurang faham apakah maksud cahaya indah itu dan menceritakannya kepada teman Kristian saya tentang mimpi saya dan dia menjelaskan bahawa saya harus menelaah Kitab Injil untuk mendapati jawapannya. Dan jawapannya terdapat di dalam nas Injil, Yahya fasal ayat 5:
“Selagi Aku ada di dunia ini, AKULAH TERANG DUNIA.”
Begitulah bunyinya kata-kata Sayidina Isa dan sesungguhnya Baginda adalah terang dunia. Saya menginsafi pada saat itu juga Baginda inginkan saya sedar dan mengakui bahawa Dialah satu-satunya Terang Dunia dan saya harus mengikuti jalan Baginda! Sejak mimpi saya itu, saya telah membaca, mengkaji dan menelaah kitab Perjanjian Baru dalam Kitab Suci Injil pada setiap hari. Semakin saya mendalami ilmu pengetahuan saya dalam Sayidina Isa Al-Masih dan menginsafi siapakah Baginda sebenarnya, semakin jelas sekali bahwa konsep Isa Al-Masih di dalam Islam dan al-Quran amatlah dangkal sekali!
Saya telah menyerahkan segala jiwa dan kehidupan saya ke dalam genggaman Sayidina Isa! Saya juga telah khuatir akan perhubungan saya dengan keluarga saya kerana mereka adalah Muslim; dan saya, sebagai seorang pengikut Sayidina Rabbani Isa Al-Masih mungkin mereka akan menganiayai saya. Walau bagaimanapun, Tuhan Allah telah memberikan hikmat-Nya kepada saya untuk bertahan dalam segala macam rintangan dan cabaran. Jikalau iman saya tidak tabah, keluarga saya tidak akan dapat mengenali Tuhan dan Allah yang sebenar. .
Kemudian, Tuhan menganugerahkan saya mimpi-mimpi yang telah menjadi nyata! Walau pun bahasa ibunda saya bahasa Melayu, saya juga fasih dalam bahasa Thai. Satu daripada mimpi tersebut melibatkan keluarga sahabat saya yang mana ibu-bapanya mempelajari bahasa Thai daripada saya. Di dalam mimpi saya itu, mereka berada di atas sebuah bukit dan keadaan di sana sangatlah kering. Mereka kelihatan sangat letih dan tiba-tiba anak lelaki bongsu mereka telah jatuh tergelincir ke dalam lembah di bawah bukit itu. Mereka sangat gelisah tentang anak mereka itu dan menangis bersedu-sedu kerana keadaannya. Pada saat itu, saya pun telah tiba-tiba terjaga dari tidur dan sedari bahawa Tuhan Allah inginkan saya mendoakan bagi keselamatan keluarga di dalam mimpi saya itu. Dua hari kemudian, seorang teman memberitahu saya bahwa keluarga ini sedang berada di dalam hospital dan anak lelaki bongsu mereka juga dimasuki ke hospital dalam keadaan yang serius.
Syukur Alhamdulillah! Setelah saya mendoakan untuk mereka serta untuk pemulihan mereka sekeluarga, di dalam nama Sayidina Isa Al-Masih, mereka semua telah sembuh dan kesihatan mereka sudah pulih kembali seperti biasa 100 peratus! Mimpi-mimpi dari Allah seperti inilah telah menolong saya mengukuhkan iman saya di dalam Allah serta di dalam Jalan-Nya yang benar – yakni Sayidina Rabbani Isa sendiri, yang telah menyatakan :
 “Akulah JALAN, dan  KEBENARAN dan HIDUP. Tidak seorang pun datang kepada Bapa kecuali melalui Aku.”       Yahya 14 ayat 6.
Dua tahun kemudian sesudah peristiwa mimpi tersebut, saya telah memeluk ajaran Injil serta menerima Sayidina Isa Al-Masih sebagai Penebus dosa saya dan juga sebagai Rabbi dan Tuhan saya sendiri ! Saya juga telah menjelaskan kepada ibu saya sebab-sebab mengapa saya membuat keputusan tersebut. Seperti biasa, dia menganggap bahwa saya melakukan sesuatu yang ‘kurang bijak’, akan tetapi, saya memberitahukan kepadanya bahawa saya telah mengenal Tuhan Allah yang sesungguhnya hakiki dan benar. Orangtua saya kurang senang dengan keputusan saya untuk menjadi seorang pengikut  Sayidina Isa Al-Masih. Inilah reaksi yang lazim bagi ramai umat Islam khasnya apabila mereka cuba menangani orang Islam yang telah menolak ajaran Islam dan ingin menjadi pengikut Sayidina Isa yang sejati walaupun atas sebab-sebab yang cukup wajar!
Walaupun begitu, sebagai seorang yang sudah dewasa, mereka sedar bahwa keputusan saya ini harus dihormati oleh semua pihak.Saya telah pun serahkan keluarga saya yang tersayang ke dalam tangan Allah swt, dan saya yakin mereka juga akan menginsafi siapakah Tuhan Allah yang sebenarnya serta memeluknya dengan sebulat hati.

Minggu, 13 November 2016

Renungan: Hidup dalam perlindungan Tuhan

Mazmur 91:1-16

Yang mendasari Raja Daud menulis dalam pasal ini yaitu karena ia memperhatikan kehidupan Musa bersama orang Israel, tatkala Musa membawa orang Israel keluar dari Mesir, dan dia meneliti bagaimana Allah melindungi bangsa Israel. Dan perlindungan ini berawal daripada Abraham; dimana Allah pernah berjanji yang disertai dengan sumpah untuk melindungi Abraham dan seluruh keturunannya, termasuk diri kita yang merupakan keturunan dari Abraham, sebab kita telah percaya pada Kristus. Oleh karena itu perlindungan itu mutlak diberikan kepada umat pilihanNya, sebagaimana Allah melindungi Abraham, Ishak dan Yakub, sampai kepada Daud. Dan Daud mempunyai bukti bahwa Allah sungguh melindunginya. Dan pada akhirnya Daud menulis Mazmur 91 ini yang merupakan bukti dari perlindungan Allah.
Dalam kitab Mazmur pasal 91 terbagi menjadi 3 bagian : 
Yang pertama ayat 1-2,  merupakan bukti perlindungan Allah, dan Daud percaya akan hal ini.
Dalam ayat tersebut terdapat kata-kata “yang kupercayai”, kata ini menunjukkan adanya suatu iman dalam diri Daud. Saudara, Mazmur 91 ini telah di tulis 1010 tahun  sebelum Masehi. Dan kita percaya bahwa firman Allah tidak berubah dari dulu sekarang dan selamanya. Kalau raja Daud pada waktu itu dilindungi oleh Allah karena percaya. Dan apabila kita ingin mendapatkan perlindungan Allah maka kita harus memiliki iman, karena iman merupakan dasar/fondasi dalam kehidupan kita, seperti yang tertulis dalam Ibrani 11:1 “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Oleh karena itu janganlah kita kuatir dan takut dalam menjalani hidup ini, sebab segala yang kita harapkan telah terbukti walaupun kita belum melihat. Sebab oleh imanlah akan ada kesaksian.
Yang Kedua ayat 3-13, Karena Daud berharap maka Allah membuktikan perlindunganNya.
Perlu kita perhatikan bahwa pada bagian yang kedua ini yaitu pada ayat 7-13 telah terdapat kata-kata “akan”. Yang mana kata ini menunjukkan suatu pernyatakan daripada Tuhan yang akan menjadi suatu kenyataan dalam kehidupan orang-orang percaya yang memiliki suatu pengharapan. Pernyataan Allah ini sungguh luar biasa, sebab pernyataan ini benar-benar mutlak untuk melindungi kita semua. Memang, dalam bagian kedua ini bersifat “akan” (sesuatu yang belum terjadi), oleh karena itu hidup kita harus penuh dengan pengharapan. Dan apabila kita melihat perjalanan hidup Abraham bersama Tuhan, maka kita akan melihat adanya suatu nilai hidup yang dimuati dengan pengharapan. Dimana janji Tuhan yang ditujukan kepada Abraham untuk menjadi bangsa yang besar tidak langsung didapatkan oleh Abraham, karena Allah ingin melihat seberapa besar pengharapan Abraham terhadap Tuhan, sampai pada akhirnya Abraham mendapatkan apa yang telah dijanjikan Tuhan kepadanya yang disertai dengan sumpah (Ibrani 6:13-20).

Lalu bagaimana dengan kita, apakah kita masih punya pengharapan pada Tuhan ? atau kita sudah mulai bergantung pada kekayaan, jabatan, kedudukan atau hal yang lain ? Maka ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah lalai akan janjinya, sebab firman Tuhan tidak akan kembali dengan sia-sia. Oleh sebab itu tetaplah berharap kepada Tuhan, sebab pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita yang dilabuhkan sampai dibelakang tabir. Mungkin timbul pertanyaan, apa yang ada di belakang tabir ? yang ada dibelakang tabir adalah Allah, sebab dibelakang tabir adalah ruang maha suci; dan tabir ini merupakan hadirat Allah. Saudara, kalau kita percaya akan hal ini maka iman dan pengharapan kita akan menjangkau hadirat Tuhan. Dan perlu kita renungkan bahwa kita tidak sekedar menjangkau atau menyentuh hati Tuhan, tetapi kita percaya dan berharap bahwa Allah akan melindungi kita. Jadi, bukan percaya saja, tetapi kita juga harus memiliki pengharapan, sebab Allah membuat pernyataan ini disertai dengan sumpah.

Dan dalam ayat berikutnya, yaitu Mazmur 91:3 terdapat kata “jerat penangkap burung”. Lalu, apakah wujud/kejadian yang dialami oleh orang yang terkena jerat burung. Contoh yang sederhana yaitu : suatu ketika ada seseorang yang mengendari motor melintasi rel kereta api namun tiba-tiba mesin kendaraan mati persis ditengah-tengah rel kereta, sedangkan kereta api sedang lewat. Orang tersebut berusaha untuk menyalakan mesin tetapi tidak nyala juga, sedangkan kereta semakin dekat. Sebenarnya ia dapat terhindar dari maut yaitu dengan jalan meninggalkan motornya, tetapi hal itu tidak pernah terpikirkan, sehingga maut merenggut nyawanya. Inilah merupakan gambaran daripada orang yang terkana jerat penangkap burung (kuasa kegelapan). Dan dalam ayat berikutnya dikatakan : Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang,  atau terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang (Mazmur 91:5-6).  Kemudian ayat selanjutnya dikatakan : Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu.
Engkau hanya menontonnya dengan matamu sendiri dan melihat pembalasan terhadap orang-orang fasik (Mazmur 91:7-8). Yang dimaksud ayat ini yaitu : bahwa segala sesuatu (malapetaka) boleh terjadi namun sekali-kali tidak akan menimpa kita termasuk keluarga kita, sebab TUHAN ialah tempat perlindungan kita, dan Yang Mahatinggi telah menjadi tempat perteduhan kita (Mazmur 91:9-10), dan malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya untuk menjaga di segala jalan kita dan malaikat-malaikatNya akan menatang kita di atas tangannya, supaya kaki kita jangan terantuk kepada batu (Mazmur 91:11-12). Bahkan Singa dan ular tedung akan kita langkahi, kita  akan menginjak anak singa dan ular naga (Mazmur 91:13). Dan dalam ayat 13 ini berbicara tentang spirit. Perlu kita ketahui pula bahwa roh jahat tidak bisa kita lawan dengan fisik; tetapi syukur bahwa dunia roh yang digambarkan sebagai ular tedung, singa dan ular naga yang mengganggu kita akan dikalahkan, sebab malaikat Tuhan telah diperintahkan untuk melindungi kita. Saudara, spirit harus dilawan dengan spirit, dan kita percaya siapa yang ada dipihak Allah pasti akan menang.
Yang Ketiga ayat 14-16, Dengan pengalaman itu hati Daud melekat dan mengasihi Allah, karena ia benar-benar membuktikan perlindungan Allah dinyatakan dalam hidupnya.
Bagian yang ketiga terdapat adanya suatu muatan kasih; dimana pada Mazmur 91:14 dikatakan “Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.” Arti kata melekat ini adalah : suatu muatan kasih. Bahkan dalam Kidung Agung digambarkan bahwa kekuatan kasih/cinta itu seperti maut. “. . . . . . karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!” (Kidung Agung 8:6). Oleh karena itu, marilah kita mengasihi Tuhan lebih sungguh-sungguh lagi, sebab selain kita mendapat perlindungan dari Tuhan, kita akan mendapat jawaban dari Tuhan atas segala sesuatu yang kita harapkan dan Diapun menyertai kita dalam kesesakan, bahkan ia meluputkan kita dari malapetaka serta memuliakan kita. Dan disamping itu Allah akan memberikan panjang umur yang disertai dengan kebahagian (Mazmur 91:15-16). Amin.