Yang mendasari Raja Daud menulis dalam pasal ini yaitu karena ia memperhatikan kehidupan Musa bersama orang Israel, tatkala Musa membawa orang Israel keluar dari Mesir, dan dia meneliti bagaimana Allah melindungi bangsa Israel. Dan perlindungan ini berawal daripada Abraham; dimana Allah pernah berjanji yang disertai dengan sumpah untuk melindungi Abraham dan seluruh keturunannya, termasuk diri kita yang merupakan keturunan dari Abraham, sebab kita telah percaya pada Kristus. Oleh karena itu perlindungan itu mutlak diberikan kepada umat pilihanNya, sebagaimana Allah melindungi Abraham, Ishak dan Yakub, sampai kepada Daud. Dan Daud mempunyai bukti bahwa Allah sungguh melindunginya. Dan pada akhirnya Daud menulis Mazmur 91 ini yang merupakan bukti dari perlindungan Allah.
Dalam kitab Mazmur pasal 91 terbagi menjadi 3 bagian :
Yang pertama ayat 1-2, merupakan bukti perlindungan Allah, dan Daud percaya akan hal ini.
Dalam ayat tersebut terdapat kata-kata “yang kupercayai”, kata ini menunjukkan adanya suatu iman dalam diri Daud. Saudara, Mazmur 91 ini telah di tulis 1010 tahun sebelum Masehi. Dan kita percaya bahwa firman Allah tidak berubah dari dulu sekarang dan selamanya. Kalau raja Daud pada waktu itu dilindungi oleh Allah karena percaya. Dan apabila kita ingin mendapatkan perlindungan Allah maka kita harus memiliki iman, karena iman merupakan dasar/fondasi dalam kehidupan kita, seperti yang tertulis dalam Ibrani 11:1 “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Oleh karena itu janganlah kita kuatir dan takut dalam menjalani hidup ini, sebab segala yang kita harapkan telah terbukti walaupun kita belum melihat. Sebab oleh imanlah akan ada kesaksian.
Yang Kedua ayat 3-13, Karena Daud berharap maka Allah membuktikan perlindunganNya.
Perlu kita perhatikan bahwa pada bagian yang kedua ini yaitu pada ayat 7-13 telah terdapat kata-kata “akan”. Yang mana kata ini menunjukkan suatu pernyatakan daripada Tuhan yang akan menjadi suatu kenyataan dalam kehidupan orang-orang percaya yang memiliki suatu pengharapan. Pernyataan Allah ini sungguh luar biasa, sebab pernyataan ini benar-benar mutlak untuk melindungi kita semua. Memang, dalam bagian kedua ini bersifat “akan” (sesuatu yang belum terjadi), oleh karena itu hidup kita harus penuh dengan pengharapan. Dan apabila kita melihat perjalanan hidup Abraham bersama Tuhan, maka kita akan melihat adanya suatu nilai hidup yang dimuati dengan pengharapan. Dimana janji Tuhan yang ditujukan kepada Abraham untuk menjadi bangsa yang besar tidak langsung didapatkan oleh Abraham, karena Allah ingin melihat seberapa besar pengharapan Abraham terhadap Tuhan, sampai pada akhirnya Abraham mendapatkan apa yang telah dijanjikan Tuhan kepadanya yang disertai dengan sumpah (Ibrani 6:13-20).
Lalu bagaimana dengan kita, apakah kita masih punya pengharapan pada Tuhan ? atau kita sudah mulai bergantung pada kekayaan, jabatan, kedudukan atau hal yang lain ? Maka ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah lalai akan janjinya, sebab firman Tuhan tidak akan kembali dengan sia-sia. Oleh sebab itu tetaplah berharap kepada Tuhan, sebab pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita yang dilabuhkan sampai dibelakang tabir. Mungkin timbul pertanyaan, apa yang ada di belakang tabir ? yang ada dibelakang tabir adalah Allah, sebab dibelakang tabir adalah ruang maha suci; dan tabir ini merupakan hadirat Allah. Saudara, kalau kita percaya akan hal ini maka iman dan pengharapan kita akan menjangkau hadirat Tuhan. Dan perlu kita renungkan bahwa kita tidak sekedar menjangkau atau menyentuh hati Tuhan, tetapi kita percaya dan berharap bahwa Allah akan melindungi kita. Jadi, bukan percaya saja, tetapi kita juga harus memiliki pengharapan, sebab Allah membuat pernyataan ini disertai dengan sumpah.
Dan dalam ayat berikutnya, yaitu Mazmur 91:3 terdapat kata “jerat penangkap burung”. Lalu, apakah wujud/kejadian yang dialami oleh orang yang terkena jerat burung. Contoh yang sederhana yaitu : suatu ketika ada seseorang yang mengendari motor melintasi rel kereta api namun tiba-tiba mesin kendaraan mati persis ditengah-tengah rel kereta, sedangkan kereta api sedang lewat. Orang tersebut berusaha untuk menyalakan mesin tetapi tidak nyala juga, sedangkan kereta semakin dekat. Sebenarnya ia dapat terhindar dari maut yaitu dengan jalan meninggalkan motornya, tetapi hal itu tidak pernah terpikirkan, sehingga maut merenggut nyawanya. Inilah merupakan gambaran daripada orang yang terkana jerat penangkap burung (kuasa kegelapan). Dan dalam ayat berikutnya dikatakan : Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, atau terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang (Mazmur 91:5-6). Kemudian ayat selanjutnya dikatakan : Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu.
Engkau hanya menontonnya dengan matamu sendiri dan melihat pembalasan terhadap orang-orang fasik (Mazmur 91:7-8). Yang dimaksud ayat ini yaitu : bahwa segala sesuatu (malapetaka) boleh terjadi namun sekali-kali tidak akan menimpa kita termasuk keluarga kita, sebab TUHAN ialah tempat perlindungan kita, dan Yang Mahatinggi telah menjadi tempat perteduhan kita (Mazmur 91:9-10), dan malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya untuk menjaga di segala jalan kita dan malaikat-malaikatNya akan menatang kita di atas tangannya, supaya kaki kita jangan terantuk kepada batu (Mazmur 91:11-12). Bahkan Singa dan ular tedung akan kita langkahi, kita akan menginjak anak singa dan ular naga (Mazmur 91:13). Dan dalam ayat 13 ini berbicara tentang spirit. Perlu kita ketahui pula bahwa roh jahat tidak bisa kita lawan dengan fisik; tetapi syukur bahwa dunia roh yang digambarkan sebagai ular tedung, singa dan ular naga yang mengganggu kita akan dikalahkan, sebab malaikat Tuhan telah diperintahkan untuk melindungi kita. Saudara, spirit harus dilawan dengan spirit, dan kita percaya siapa yang ada dipihak Allah pasti akan menang.
Yang Ketiga ayat 14-16, Dengan pengalaman itu hati Daud melekat dan mengasihi Allah, karena ia benar-benar membuktikan perlindungan Allah dinyatakan dalam hidupnya.
Bagian yang ketiga terdapat adanya suatu muatan kasih; dimana pada Mazmur 91:14 dikatakan “Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.” Arti kata melekat ini adalah : suatu muatan kasih. Bahkan dalam Kidung Agung digambarkan bahwa kekuatan kasih/cinta itu seperti maut. “. . . . . . karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!” (Kidung Agung 8:6). Oleh karena itu, marilah kita mengasihi Tuhan lebih sungguh-sungguh lagi, sebab selain kita mendapat perlindungan dari Tuhan, kita akan mendapat jawaban dari Tuhan atas segala sesuatu yang kita harapkan dan Diapun menyertai kita dalam kesesakan, bahkan ia meluputkan kita dari malapetaka serta memuliakan kita. Dan disamping itu Allah akan memberikan panjang umur yang disertai dengan kebahagian (Mazmur 91:15-16). Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar