WASPADALAH TERHADAP SERIGALA-SERIGALA BERBULU DOMBA
(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XII – Rabu, 22 Juni 2016)
Peringatan S. John Fisher, Uskup dan S. Thomas More, OFS
 "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedangkan pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang baik. Setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi, dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. (Mat 7:15-20) 
Bacaan Pertama: 2Raj 22:8-13, 23:1-3; Mazmur Tanggapan: Mzm 119:33-37,40
Setelah mengajar para murid-Nya untuk “masuk melalui pintu yang sempit” (Mat 7:13), Yesus melanjutkan dengan memperingatkan mereka tentang penghalang-penghalang dan kesulitan-kesulitan yang akan dijumpai dan dialami di sepanjang jalan. Dengan jelas Ia menyatakan bahwa akan ada nabi-nabi palsu di sepanjang “jalan sempit” yang sedang di tempuh oleh para pengikut-Nya. Sekilas lintas para nabi palsu itu kelihatannya tidak berbeda dengan domba-domba; namun di dalamnya mereka sebenarnya adalah serigala-serigala yang bertujuan menghancur-leburkan kawanan domba Yesus yang sejati. Yesus ingin agar kita siap-siaga terhadap bahaya ini.
Pembicaraan mengenai nabi-nabi palsu ini dapat membuat kita merasa tidak nyaman. Bagaimana pun juga tidak ada yang lebih harus ditolak daripada seorang pribadi yang selalu mengklaim dirinya benar dan selalu mengatakan bahwa orang lain salah. Bagaimana kita dapat melakukan discernment atas motif-motif orang-orang lain ketika perbedaan yang ada begitu tipisnya? Yesus ingin sekali agar kita memiliki kemampuan untuk mengenali nabi-nabi palsu dan waspada terhadap bahaya-bahaya yang dapat diakibatkan oleh mereka. Akan tetapi bagaimana kita dapat belajar untuk mendeteksi perbedaan-perbedaan antara domba-domba dan serigala-serigala? Bagaimana kita dapat membuat penilaian-penilaian sedemikian tanpa menjadi bersikap menghakimi atau menuduh.
Pada akhirnya karakter sejati seorang pribadi akan dinyatakan: Pohon yang baik tidak akan menghasilkan buah yang buruk; sedangkan pohon yang buruk tidak akan menghasilkan buah yang baik (lihat Mat 7:18). Di lain pihak hal ini tidak berarti bahwa manakala ada buah yang buruk, maka pribadi yang bertanggungjawab harus buruk juga. Nabi-nabi sejati pun dapat membuat kesalahan karena justru dia adalah manusia juga. Di sisi lain, orang-orang yang paling terkenal karena kejahatan/keburukan mereka dalam sejarah mungkin saja mempunyai unsur-unsur kebaikan dalam dirinya. Kalau masih masih berupa benih sulitlah bagi kita untuk membedakan apakah ini benih tanaman pohon A atau pohon B. Namun kita akan mengetahuinya dengan jelas kalau tanaman itu sudah mulai membesar dan berbentuk.
Para pengikut Kristus harus menggantungkan diri pada kesaksian Roh Kudus di dalam diri mereka, karena Dia adalah “Roh Kebenaran” (Yoh 15:26). Apabila kita terus menempatkan Allah sebagai yang pertama, dalam doa dan pembacaan (serta permenungan) sabda-Nya dalam Kitab Suci, maka suara dan pikiran-Nya akan menjadi semakin jelas bagi kita. Kita akan mengetahui apakah harta kita ada di surga atau di dunia (lihat Mat 6:19-21) dan kita akan mampu untuk mengatakan kapan ada perintah-perintah Allah yang telah dikompromikan.
DOA: Tuhan Yesus, Engkau tidak menginginkan aku menghakimi siapa saja, namun aku tahu bahwa Engkau sungguh mengharapkan aku melakukan discernment agar dapat membuat penilaian yang sehat yang akan melindungi hidup-Mu di dalam diriku. Semoga Roh Kebenaran membimbingku selalu dalam jalan kebenaran. Amin.