RENUNGAN TENTANG KASIH SETIA TUHAN
Renungan – Renungan Tentang Kasih Setia Tuhan. Syalom saudaraku yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus. Renungan kita saat ini tentang kasih setia Tuhan.
Saudaraku, sebagai orang percaya
seringkali tanpa kita sadari, kita meragukan kasih setianya Tuhan. Hal
ini sering terjadi dalam kehidupan banyak anak-anak Tuhan, dan itu bisa
terlihat di saat pergumulan doa mereka belum dijawab oleh Tuhan, maka
mereka akan merasa bahwa Tuhan seperti tidak menjawab doa mereka, dan
pada akhirnya mereka mulai meragukan pemeliharaan Tuhan.
Meragukan pemeliharaan Tuhan bisa
dilihat dari cara hidup kita, dimana seringkali kita bersungut-sungut,
seringkali kita kuatir, seringkali kita merasa takut, seringkali kita
merasa seperti kehilangan pengharapan. Dan ini semua menunjukan bahwa
kita meragukan kasih setianya Tuhan.
Pertanyaannya sekarang, apakah dengan
Tuhan tidak menjawab doa kita, lalu kita bisa berpikir bahwa Dia tidak
setia?. Sebagai orang percaya kita harus tetap menyadari bahwa Allah
tetap setia. Di saat kita mulai meragukan kesetiaan-Nya, sesungguhnya
hal itu menggambarkan bahwa, kita-lah yang sedang tidak percaya kepada
Tuhan.
Sebagai orang percaya kita harus tetap
sadar bahwa, Allah tidak dapat menyangkal diri-Nya sebagai Allah yang
penuh dengan kasih setia yang tidak pernah berkesudahan. Firman Tuhan
katakan di dalam;
II Timotius 2:13 jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.”
Apa yang firman Tuhan katakan, itu tidak
terbantahkan, karena firman Tuhan itu ya dan amin, jadi kita tidak
boleh meragukan sedikitpun akan kesetiaan Tuhan. Sebaliknya yang perlu
di pertanyakan adalah kesetiaan kita kepada Tuhan.
Sudahkah kita benar-benar hidup dengan
setia dalam pengiringan kita kepada Tuhan?. Seringkali percayanya kita
kepada Tuhan hanya memiliki tujuan, supaya Tuhan mau memenuhi semua
permintaan kita sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Inilah yang sering saya sebutkan sebagai
“memanfaatkan Tuhan” hanya untuk pemenuhan keinginan diri dan hawa
nafsu diri kita sendiri.
Saudaraku, kita harus menyadari bahwa
kasih setianya Tuhan dalam hidup kita, tidak dapat diukur hanya
semata-mata berorientasi pada pemenuhan segala kebutuhan jasamani kita
yang berhubungan dengan makan, minum dan pakai saja.
Sebab kalau kita mengukur kesetiaannya
Tuhan, hanya berorientasi pada persoalan apa yang bisa kita makan, minum
dan pakai saja, maka sesungguhnya kita telah menghina Tuhan. Sebab
persoalan-persoalan makan, minum, dan pakai, itu semua hanyalah
persoalan hidup yang dapat kita kerjakan dengan penuh tanggung jawab.
Bahkan firman Tuhan katakan itu semua juga dicari oleh bangsa-bangsa
yang tidak mengenal Allah. Mari kita lihat apa yang firman Tuhan katakan
di dalam;
Matius 6:31
Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami
makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
6:32
Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi
Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
Artinya, kalau kita mau bertanggungjawab
dengan cara berjuang dan bekerja keras, untuk kehidupan kita setiap
hari, maka tanpa kita meminta kepada Tuhan pun, pasti semuanya itu akan
tercukupi, sebab Dia adalah Allah yang setia.
Saya katakan ini bukan tanpa alasan,
sebab orang yang tidak percaya kepada Tuhan pun, mereka tetap bisa hidup
berkecukupan, bahkan berkelimpahan, karena mereka mau bekerja keras.
Bila demikian, apalagi kita sebagai orang percaya, yang memanggil-Nya
dengan sebutan Bapa. Seperti yang firman Tuhan katakan diatas; “Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu”
Matius 6:25
“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan
apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan
tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih
penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
6:26
Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai
dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh
Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Kita harus bisa melihat jauh ke depan,
bahwa apa yang Tuhan rancangkan dan Tuhan pikirkan kepada kita, jauh
lebih bernilai dan berharga dari apa yang kita pikirkan dan kita
harapkan. Karena apa yang Tuhan pikirkan untuk hidup kita, bukan hanya
untuk kehidupan sementara di dunia ini, tetapi apa yang Tuhan pikirkan
kepada kita adalah untuk masa depan kehidupan kita di dalam Kekekalan,
dan itu jauh lebih bernilai.
Kalau demi masa depan kita di kekelan
saja Allah mengorbankan anak-Nya yang tunggal, apalagi hanya sekedar
persoalan makan, minum dan pakai.
Roma 8:32
Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang
menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak
mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Membaca kebenaran ini, masihkah kita
ragu akan kesetiaan-Nya, dan pemeliharaan-Nya atas kehidupan kita?.
Orang yang meragukan kasih setianya Tuhan, sama dengan orang yang tidak
percaya kepada Tuhan, dan orang yang tidak percaya kepada Tuhan, itu
artinya ia tidak akan bisa diterima di dalam Kerajaan-Nya.
Saudaraku, satu hal yang harus tetap
kita sadari adalah, nafas hidup yang ada pada kita, dan juga ada pada
semua manusia, bahkan orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan
sekalipun, itu adalah milik Tuhan. Kalau nafas hidup yang adalah
milik-Nya masih kita hirup sampai saat ini, bukankah itu menunjukan
bahwa Dia adalah Allah yang setia, bahkan pada orang yang tidak percaya
sekalipun Allah tetap setia, apalagi kita yang adalah anak-anak-Nya.
Kiranya kebenaran ini membuka mata hati
kita untuk bisa melihat, bahwa betapa setianya Tuhan, dan itu harus
membuat kita sadar dan tidak meragukan lagi kasih setianya Tuhan atas
hidup kita. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar