Kamis, 20 Oktober 2016

Kesaksian:

Mengampuni Dan Mengasihi Musuh

Ayat Bacaan: Matius 5:44-48
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu
Matius 5:44

Hidup orang percaya selalu identik dengan kasih dan pengampunan. Dan hal ini harus dapat dilakukan dalam kehidupan ini, sebab tanpa kasih segalanya akan sia-sia (1 Korintus 13:1). Walau kita mampu melakukan semuanya, namun kasih tetap segalanya. Mengasihi sesama tidak berarti hanya mengasihi orang yang berbuat baik kepada kita. Namun kita harus mengasihi semua orang, termasuk musuh kita. Kita harus dapat menolong saat mereka membutuhkan pertolongan, dan membalas kejahatan dengan kebaikan.
Seperti halnya salah satu dari perintah Tuhan Yesus supaya kita dapat mengasihi orang yang memusuhi kita. Walau memang hal ini sulit tetapi kita harus dapat melakukannya. Firman Tuhan berkata jika kita tidak mengampuni orang lain maka kesalahan kita juga tidak akan diampuni oleh Bapa kita di Surga. Sebaliknya, ketika kita mengampuni orang lain maka dosa kita pun akan diampuni. Sebab itu, hanya dengan pertolongan Tuhan dan Roh Kudus, kita akan dimampukan untuk mengasihi musuh kita.
Namun tidak cukup hanya mengasihi musuh saja sebab kita harus dapat melupakan kesalahannya secara total. Lepaskan berkat bagi orang yang memusuhi kita, jangan mengutukinya sebab inilah yang harus dilakukan oleh anak-anak Tuhan. Ketika kita terus mengingat kesalahan orang lain, maka kita akan sulit mengampuni orang lain. Dalam hal mengampuni, kita tidak boleh mempertahankan ego. Sebagai manusia seringkali kita tidak ingin jika harga diri kita menjadi rendah, namun sebaliknya belajarlah untuk merendahkan hati dan selalu siap mengampuni orang lain.
Saat Yesus di dunia, Ia merupakan teladan yang baik untuk kita, sebab saat Yesus dicela oleh para imam-imam tua, Yesus tidak membalas caci maki dengan caci maki. Bahkan Yesus tidak membalas… Biarlah setiap kita boleh mengikuti teladan Yesus. Di bagian lain Alkitab, kita juga dapat membaca kisah Daud yang tetap mengasihi Saul. Walaupun Saul selalu ingin membunuhnya, Daud tidak pernah menyakiti Saul. Di sini, kita dapat belajar dari Daud agar kita tidak membalas orang yang berbuat jahat terhadap kita. Apapun yang diperbuat orang lain terhadap kita, serahkanlah kepada Tuhan, maka Ia akan bertindak bagi kita. (J)
Seburuk apapun perlakuan yang kita terima, tetaplah belajar untuk mengasihi mereka, supaya kasih Tuhan nyata dalam hidup kita dan hidup kita boleh jadi terang bagi dunia ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar